BERITA

Detail Berita

KELAS X SMA NEGERI I LEBATUKAN JALANKAN P5 TEMA KETIGA

Selasa, 21 Februari 2023 18:16 WIB
316 |   -

Penulis: Athanasius Lelangwayan (Koordinator Literasi SMANSA Lebatukan)

SMANSA Lebatukan - Peserta didik kelas X SMA Negeri I Lebatukan mengadakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema ketiga, yakni kewirausahaan. Pada tema ini, Peserta Didik Kelas X dibagi ke dalam tiga kelompok. Adapun projek dari masing-masing kelompok ini adalah, Budidaya Sorgum di Lingkungan Sekolah, Pengolahan Makanan Lokal, dan Pembuatan Pupuk Vokasi. Projek ini sudah dimulai dari bulan November 2023 bersamaan dengan projek tema kedua yakni, Gaya Hidup Berkelanjutan.

Mengikuti alur pelaksanaan projek tema satu, yakni Kearifan Lokal, seluruh projek didahului dengan penjelasan tentang alasan dipilihnya projek itu, identifikasi dan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat, penyusunan rancangan pelaksanaan projek mulai dari waktu pelaksanaan, alat dan bahan, wawancara dengan narasumber, penyusunan anggaran projek, tahapan pelaksanaan projek sampai pada hasil yang mau disajikan nanti saat panen projek. Alur pelaksanaan ini dibuat agar peserta didik terlibat aktif mengetahui langkah-langkah yang harus dibuat untuk melaksanakan sebuah projek dan diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkannya di kemudian hari. Saat ini peserta didik kelas X tengah berada pada tahap pelaksanaan projek pengolahan alat dan bahan pada masing-masing projek mereka untuk mendapatkan hasil yang mau dicapai sesuai dengan target yang sudah ditetapkan sejak awal.

Sebastian Tukan, salah satu pendamping projek pembuatan pupuk vokasi, menjelaskan bahwa tujuan dari projek pembuatan pupuk vokasi adalah melatih para peserta didik memanfaatkan daun kering dan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk.

“Karena tema projek ini adalah kewirausahaan, maka kami mau melatih siswa untuk mengolah daun kering dan kotoran ternak menjadi pupuk. Ini sebagai bagian dari kewirausahaan yang mungkin bisa dijadikan ladang usaha dikemudian hari,” ujar Beliau saat ditemui di tempat projek.

Lebih lanjut, Sebas juga mengungkapkan langkah-langkah pembuatan yang ditempuh oleh para peserta didik mulai dari proses pengolahannya sampai pada hasilnya.

“Siswa diminta untuk mengumpulkan daun-daun kering dari pohon apa saja dan mengumpulkan kotoran ternak. Bisa itu dari kotoran kambing atau dari kotoran babi dan sapi. Setelah itu daun-daun kering dan kotoran ternak dijemur untuk dikeringkan. Setelah kering, daun dan kotoran itu dihaluskan dan dicampur. Setelah dicampur, nanti dicampur lagi dengan zat kimia EM4 dan larutan gula untuk mempercepat proses fermentasi. Setelah tercampur, semua bahan itu dimasukkan ke dalam terpal dan ditutup rapat. Nanti tiap tiga hari sekali, terpal itu dibuka dan campuran daun, kotaran zat kimia tadi diaduk rata. Tujuannya agar proses fermentasi itu bisa merata ke semua bagian campuran itu. Proses ini memakan waktu sampai satu bulan,” papar Beliau.

Ditemui di lingkungan sekolah yang berbeda, Risnawati selaku pendamping Projek Budidaya Sorgum, menjelaskan bahwa Projek Budidaya Sorgum di Lingkungan Sekolah bertujuan untuk mengajak para peserta didik membudidayakan sorgum sebagai salah satu pangan lokal dan juga melatih para peserta didik untuk mengenal bagaimana cara menanam sorgum, mulai dari proses pembibitan sampai pada panen hasil.

“Kami mau melatih siswa mereka untuk bisa menanam sorgum dan membudidayakan sorgum sebagai salah satu pangan lokal. Kebetulan lokasi projek ini kami buat di lingkungan sekolah, di belakang kelas XII,” ujar Beliau.

Kalix Koleq, selaku pendamping projek Pengolahan Makanan Lokal saat ditemui di ruang kerjanya, mengatakan bahwa tujuan akhir dari projek ini adalah agar makanan lokal itu bisa dijual kepada masyarakat, dan agar projek ini dapat dijadikan alternatif usaha mikro bagi para peserta didik di kemudian hari.

“Projek ini diawali dengan mengidentifikasi dan menganalisis terkait makanan lokal yang ada di wilayah mereka masing-masing, kenapa makanan itu tidak digemari, sampai pada penentuan makanan lokal apa yang akan diolah yang punya nilai jual ke masyarakat. Kemudian, siswa juga harus menyusun anggaran biaya mulai dari alat dan bahan sampai pada pengolahan akhir makanan lokal. Setelah berdiskusi, kami putuskan untuk membuat emping jagung, kripik pisang, kripik ubi dan kacang telur. Kami sudah melakukan uji coba terhadap keempat makanan lokal itu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing makanan itu. Dalam rancangan saya, target akhir dari projek ini adalah siswa bisa membuat proposal usaha. Kalau target ini tidak tercapai, maka saya mengharapkan agar siswa dapat menghitung laba rugi usaha dari projek ini,” papar Beliau.

Berdasarkan rancangan dari bagian kurikulum sekolah, projek tema ketiga ini akan dipanen hasilnya pada Bulan Juni 2023, pada saat satu hari sebelum pembagian rapor dan pada saat pembagian rapor kenaikan kelas.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini