KETIKA LMS MENJADI JAWABAN
Pandemi covid 19 secara signifikan telah mengubah tatanan pendidikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir bahkan tidak dapat dipastikan kapan akan berakhir. Perubahan dan penyesuaian proses pendidikan yang cepat dan ekstrem di tengah upaya penanganan pandemi telah menimbulkan kepanikan besar bagi guru, siswa bahkan orang tua. Situasi panik di kalangan pendidik sejatinya sudah dimulai pada awal tahun 2020 ketika pandemi covid 19 mulai bergejolak dan merangsek masuk di ruang-ruang kelas. Angkatan corona bahkan sempat menjadi terminology bagi siswa yang tamat pada tahun pelajaran 2019/2020. Terminology ini sesungguhnya merupakan cerminan tentang ketidak berdayaan kita sebagai sebagai lembaga pendidikan dalam menghadapi transisi pembelajaran.
Sekolah Menengah Atas Negeri I Lebatukan yang bertanggung jawab terhadap kurang lebih 200 peserta didik, secara terus menerus melakukan berbagai pembenahan bukan hanya pada faktor infrastruktur tetapi lebih pada aspek sistem dan nilai guna memastikan hak-hak dasar peserta didik tidak terabaikan. Wujud nyata keberpihakan lembaga terhadap hak-hak dasar peserta didik diimplementasikan melalui peluncuran aplikasi pembelajaran dalam wujud Learning Management System. Melalui tautan https://sman1lebatukan.moodlenesia.com/ seluruh peserta didik dengan mudah mengakses materi pembelajaran yang sudah didesain oleh setiap guru mata pelajaran. Aplikasi ini dipandang sebagai solusi alternative yang efektif bagi guru maupun siswa dalam melaksanakan proses transformasi ilmu.
Tarsisius Seraka Tukan selaku kepala SMAN I Lebatukan dalam sambutannya menegaskan bahwa hak siswa untuk mendapatkan pengajaran harus diupayakan secara maksimal termasuk dalam situasi pandemi covid 19, oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diberikan otoritas harus mampu menyesuaikan diri dan bergerak maju untuk menyongsong perubahan jaman.
Aplikasi Learning Management system merupakan aplikasi pembelajaran daring yang umumnya digunakan oleh sekolah-sekolah favorit di tingkat Nasional, bahkan merupakan istrumen utama dalam proses pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan (PPGDJ). Aplikasi Learning Management System atau LMS menyediakan fitur pembelajaran yang sangat komplit. Beragamnya media pembelajaran yang dapat diunggah menjadikan metode belajar dengan LMS tidak membosankan. Guru dapat menyediakan konten pembelajaran tidak hanya berupa teks dan suara, namun dapat berupa gambar, animasi dan video. Selain itu aplikasi ini tergolong sangat praktis karena dapat diakses oleh siswa menggunakan android kapan dan dimana saja.
Semua kegiatan belajar mengajar dapat didokumentasikan secara digital dan aman, mulai proses belajar, penugasan, monitoring keaktifan siswa hingga evaluasi hasil belajar. Kemudahan pendokumentasian secara digital sangat membantu guru dalam hal pengelolaan administrasi sehingga tidak lagi direpotkan dengan tumpukan kertas yang kadang – kadang menggunung. Penerapan Learning Managament System sekaligus menjadi momen yang tepat bagi guru dan orang tua untuk mengedukasi dan membiasakan peserta didik untuk memanfaatkan android maupun jaringan internet secara tepat guna
Gagasan pemanfaatan aplikasi Learning management system (LMS) dalam proses pembelajaran di SMAN I Lebatukan bukanlah gagasan dadakan tetapi merupakan hasil evaluasi dari Kepala Sekolah bersama tim kurikulum secara simultan dan berkelanjutan, serta masukan dari seluruh tenaga pengajar terkait efektivitas pembelajaran daring pada tahun pelajaran 2020/2021. Evaluasi pada akhir tahun pelajaran yang diwarnai dengan perdebatan gagasan hingga otokritik terkait rendahnya kreativitas guru bahkan cenderung pasrah dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh menghasilkan gagasan alternatif agar lembaga menyiapkan instrumen resmi yang digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh atau lebih dikenal BDR.
Hasil evaluasi akhir tahun sebagaimana yang disebutkan di atas mendorong tim kurikulum untuk melakukan berbagai perencanaan serta persiapan teknis yang dimulai dengan menghubungi tim IT untuk mempersiapkan aplikasi LMS kemudian melaksanakan pelatihan pengisian aplikasi bagi guru, dilanjutkan dengan pelatihan pemanfaatan aplikasi bagi peserta didik. Pada prinsipnya perubahan adalah sebuah kepastian sehingga bersedia meninggalkan zona nyaman bisa jadi hanya salah satu kunci, namun jika dilakukan secara konsisten dengan evaluasi yang komprehensif maka akan melahirkan habit atau kebiasaan baru yang positip dan bermuara pada peningkatan kualitas guru serta memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi peserta didik. Salam
Penulis.
Martin Ola
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini