KOMUNITAS JALA LEBA GELAR PELATIHAN JURNALISTIK
Smansa Lebatuka – SMAN 1 Lebatukan baru saja membentuk Komunitas Literasi dan Publikasi yang diberi nama Jala Leba. Komunitas ini diprakarsai oleh Kalis Sogen, selaku Wakasek Humas dan Allan Wayan selaku Koordinator Literasi SMAN 1 Lebatukan. Sejak 15-16 Juni 2023, komunitas ini menggelar pelatihan dasar-dasar jurnalistik bagi anggotanya bertempat di Lab Komputer SMAN 1 Lebatukan. Pelatihan ini diberikan langsung oleh Andri Atagoran, selaku wartawan TVRI area Lembata.
Dalam laporannya selaku ketua panitia pelatihan ini, Kalis Sogen menjelaskan alasan dibentuknya komunitas ini.
“Kemajuan dunia saat ini sudah semakin pesat. Oleh karena itu, para peserta didik harus dibekali dengan kemampuan untuk bisa menulis dan semangat membaca sejak dini. Diharapkan dengan adanya komunitas ini, semangat literasi dapat ditingkatkan dalam diri para peserta didik dan diharapkan juga nantinya peserta didik yang tergabung dalam kelompok ini dapat menjadi jurnalis muda yang handal, serta mampu meliput setiap event penting di sekolah baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik,” tegas Kalis dalam acara pembukaan pelatihan dasar-dasar jurnalistik bagi Komunitas Jala Leba.
Materi-materi yang diberikan dalam pelatihan ini cukup beragam. Di antaranya, pengantar junalistik, menggali ide berita dan teknik reportase wawancara, struktur berita, pola pengembangan isi berita, bahasa Indonesia jurnalistik, teknik pengambilan foto dan video serta foto dan editing video.
Materi-materi ini diberikan dengan tujuan memperkenalkan kepada para anggota Jala Leba dunia jurnalistik dan bagaimana menulis berita dengan baik dan menarik untuk dibaca.
Andri Atagoran, selaku pemateri, dalam salah satu materi yang dibawakannya, mengajak para anggota Jala Leba untuk menjadi jurnalis yang jujur.
“Pemberitaan yang tidak sesuai fakta adalah dosa,” tegas Andri.
Ia juga menambahkan bahwa tidak semua hal bisa dijadikan berita. Seorang jurnalis harus mampu melihat sebuah peristiwa dari berbagai sudut dan mampu mengolah berita-berita itu agar menarik dan mempunyai nilai bagi pembaca.
Penjelasan yang berapi-api dari Andri membuat Dateng, salah satu anggota Jala Leba, merasa beruntung bisa bergabung di dalam komunitas ini.
“Saya merasa senang sekali bisa gabung dalam kelompok ini. Ada banyak hal baru yang saya dapat dan pelajari,” ujar Dateng.
Sebagai informasi, nama Jala Leba diambil dari identitas para peserta didik yang mayoritas tinggal di pesisir pantai, dari Tanah Treket sampai Lewolein. Jala itu nama lain dari pukat yang adalah senjata utama seorang nelayan dan Leba itu kependekan dari nama Kecamatan Lebatukan. Dengan nama ini, Komunitas Jala Leba bertekad kuat menjadikan peserta didik SMAN 1 Lebatukan sebagai junalis muda yang handal yang mampu bertolak lebih dalam, menebar lebih luas berbagai hal-hal positif bagi sesamanya dan dunia. Jala Leba, “bertolak lebih dalam, menebar lebih luas”. (Komunitas JALA LEBA)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini