SOSIALISASI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MENUJU SEKOLAH TANGGUH DI SMANSA LEBATUKAN
Oleh Athanasius Lelangwayan, S. Fil
(Koordinator Literasi SMANSA Lebatukan)
Dalam rangka menuju Sekolah Tangguh, para guru dan pengurus OSIS SMA Negeri I Lebatukan kembali mengikuti sosialisasi tema kedua dari Sekolah Tangguh yakni adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ini diadakan pada 14 Februari 2023 bertempat di Aula SMA Negeri I Lebatukan dan difasilitasi penuh oleh Yayasan PLAN Internasional Indonesia program area Lembata.
Tujuan utama dari sosialisasi kali ini adalah menyampaikan atau menjelaskan konsep perubahan iklim dan kaitannya dengan bencana, mitigasi dan adaptasi yang meliputi pengertian adaptasi, ruang lingkup dan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari, menganalisa persoalan yang ada di sekolah terkait dampak perubahan iklim, dan mengidentifikasi peluang rencana aksi adaptasi terhadap perubahan iklim yang dapat dilakukan.
Untuk mencapai tujuan utama ini, ada beberapa poin penting yang dibahas dalam sosialisasi ini yakni adaptasi perubahan iklim, pemanasan global, penyebab perubahan iklim, serta perubahan iklim dan bencana.
Dalam diskusi tentang penyebab perubahan iklim, Agustinus Petrus Lera, selaku guru Matematika pada SMANSA Lebatukan, menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah gas rumah kaca yang berasal dari penebangan hutan, asap pabrik yang dibuang setiap hari ke udara, dan produksi gas CFC yang tidak terkontrol.
Melengkapi penjelasan Agustinus Lera, Sofian Lamawuran, selaku guru olahraga pada SMANSA Lebatukan, dalam pemaparannya tentang dampak perubahan iklim menyebutkan beberapa dampak perubahan iklim, yakni iregularitas musim atau ketidakberaturan musim, kemarau panjang, musim hujan yang tidak menentu, berkurangnya sumber air, dan kebakaran hutan akibat musim kemarau yang panjang.
Perubahan iklim dapat diatasi dengan beberapa langkah sederhana, seperti yang dijelaskan oleh Ibrahim Patimoa. Dalam diskusi tentang adaptasi perubahan iklim, Beliau menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memitigasi dampak perubahan iklim yakni penghijauan, melakukan kegiatan 3R (Reduce atau mengurangi, Reuse atau menggunakan ulang, dan Recycle atau mendaur ulang), menggunakan kendaraan umum, mengkonsumsi barang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan, dan menggunakan sumber daya terbarukan.
Martin Ola Nedin, selaku Wakasek Kurikulum, memberikan apreasi yang luar biasa atas tema yang dibahas ini. Beliau juga mengharapkan agar para guru dan pengurus OSIS SMA Negeri I Lebatukan, secepatnya dapat membuat aksi konkret untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini dan secepatnya pula tema Adaptasi Perubahan Iklim ini dimasukkan ke dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah.
Setelah melakukan berbagai diskusi dan mendengarkan pemaparan materi dari fasilitator, para guru dan pengurus OSIS SMA Negeri I Lebatukan bersepakat untuk mengambil aksi konkret sebagai gerakan adaptasi terhadap perubahan iklim. Ada lima aksi konkret yang disepakati, yakni aksi tanam pohon satu orang satu pohon, mengganti plastis es dengan gelas, budayakan membawa botol air sendiri dari rumah, mengadakan tempat sampah pada beberapa titik di sekolah, dan membuat kampanye dalam bentuk video tentang perubahan iklim.
Dengan adanya sosialisasi tentang adaptasi perubahan iklim ini, para guru dan pengurus OSIS SMA Negeri I Lebatukan memiliki pemahaman yang utuh tentang perubahan iklim, penyebab dan dampak dari perubahan iklim itu sendiri, serta langkah apa yang bisa diambil untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Kegiatan ini masih akan dilanjutkan pada beberapa hari mendatang untuk mencapai target lima pilar Sekolah Tangguh.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini